Acer Smart School Award 2024
Artikel Rahmat Fauzi, S.Pd., Gr.
[ SMKS Telkom Jakarta ]
Profil Guru
Nama : Rahmat Fauzi, S.Pd., Gr.
Asal Sekolah : SMKS Telkom Jakarta
Alamat Media Sosial : https://www.facebook.com/rahmatfauzi.bangojie
dll
Portofolio Guru
Kegiatan Pengembangan Diri (3 Tahun Terakhir)
1. Pendidikan dan Pelatihan Google Digital Marketing & E-Commerse Specialization 2024 Eviden
2. Pelatihan Mandiri via Platform Merdeka Mengajar dengan Perolehan 25 Sertifikat Sejak 2023 Eviden
3. Peserta Webinar pada Implementasi Kurikulum Merdeka pada Website Kemendikbud 2024 Eviden
4. Peserta Webinar Internasional oleh Green Think International UIN Jakarta 2024 Eviden
5. Peserta Webinar yang terintegrasi Platform Merdeka Mengajar sejak 2024 Eviden
6. Peserta Webinar Acer Smart School Award 2024 Eviden
Pengalaman Organisasi Profesi
1. Panitia Pelaksana Kegiatan Math Art yang dilaksanakan oleh MGMP Matematika SMK Jakarta Barat 1 dan MGMP Matematika SMK Jakarta Barat 2
2. Panitia Pelaksana Kegiatan ToT Penyusunan Soal Ujian Guru Matematika SMK Jakarta Barat 1 oleh MGMP Matematika SMK Jakarta Barat 1
===================================
Karya Tulis / Karya Inovasi
Asimilasi Peran Dunia Digital dalam Membangun Gairah Pembelajaran Era Merdeka Belajar
Asimilasi menurut beberapa ahli diantaranya yang pertama menurut :
Budhi Setianto Purwowiyoto (2020) Asimilasi adalah proses kognitif seseorang mengintegrasikan persepsi, konsep maupun pengalaman baru dalam skema atau pola yang sudah ada dalam pikirannya.
Pendapat kedua dinyatakan oleh Koentjaraningrat (1996) Asimilasi adalah suatu proses sosial yang terjadi pada berbagai golongan manusia dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda setelah mereka bergaul secara intensif, sehingga sifat khas dari unsur-unsur kebudayaan. Golongan-golongan itu masing-masing berubah menjadi unsur-unsur kebudayaan campuran.
Sedangkan yang ketiga didefinisakan oleh Budhi Setianto Purwowiyoto (2020) Asimilasi adalah proses kognitif seseorang mengintegrasikan persepsi, konsep maupun pengalaman baru dalam skema atau pola yang sudah ada dalam pikirannya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa asimilasi adalah proses pengintegrasian sesuatu yang baru untuk sehingga bercampur dengan sesuatu yang lama menjadi hal baru yang bersifat campuran.
Dunia digital adalah lingkungan yang dibentuk oleh teknologi informasi dan komunikasi, di mana data, informasi, dan interaksi terjadi secara elektronik. Ini mencakup internet, media sosial, perangkat mobile, dan berbagai aplikasi yang memungkinkan orang untuk berkomunikasi, berbagi, dan mengakses informasi dengan mudah. Dalam dunia digital, banyak aspek kehidupan manusia terpengaruh, mulai dari pendidikan, pekerjaan, hiburan, hingga hubungan sosial. Dunia digital telah membawa perubahan signifikan dalam pendidikan, dengan beberapa aspek utama yang mencolok:
1. Akses ke Sumber Belajar: Siswa kini dapat mengakses berbagai sumber belajar online, seperti video pembelajaran, e-book, dan artikel dari seluruh dunia.
2. Pembelajaran Daring (E-learning): Platform seperti Moodle, Google Classroom, dan Zoom memungkinkan pembelajaran jarak jauh, yang sangat berguna terutama saat pandemi.
3. Interaktivitas: Teknologi memungkinkan pembelajaran yang lebih interaktif melalui kuis online, simulasi, dan gamifikasi, sehingga siswa dapat belajar dengan cara yang lebih menarik.
4. Personalisasi Pembelajaran: Dengan bantuan analitik dan AI, pendidikan dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing siswa, memberikan pengalaman belajar yang lebih efektif.
5. Kolaborasi Global: Siswa dapat terhubung dan bekerja sama dengan teman sekelas dari berbagai belahan dunia, memperluas perspektif dan pengalaman mereka.
6. Pengembangan Keterampilan Digital: Pendidikan kini juga menekankan pentingnya keterampilan digital, yang penting di dunia kerja saat ini.
7. Pendidikan Seumur Hidup: Akses ke kursus online memungkinkan individu untuk terus belajar dan mengembangkan keterampilan sepanjang hidup mereka.
Pembelajaran era merdeka belajar tak terlepas dari berbagai persoalan kebijakan pendidikan klasik yang diupayakan untuk ditingkatkan oleh pemerintah kemudian dirubah dengan konsep "Merdeka Belajar" sekarang ini dengan menjadikan Tahun 2020, UN kemarin dilaksanakan untuk terakhir kalinya. Selanjutnya di Tahun 2021 dan sampai saat ini, UN diubah menjadi Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter. UN mulai dilakukan pada siswa yang berada di tengah jenjang sekolah (misalnya kelas 4, 8, 11) sehingga mendorong guru dan sekolah untuk memperbaiki mutu pembelajaran. UN atau ujian nasional akan mengacu pada praktik baik pada level internasional, seperti PISA dan TIMSS. Programme for International Student Assessment (PISA) adalah penilaian siswa skala besar/internasional yang di sponsori oleh Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD). PISA bertujuan untuk mengevaluasi sistem pendidikan dari 72 negara di seluruh dunia. Salah satu cara meningkatkan kualitas pendidikan agar menghasilkan generasi yang siap dalam pasar internasional adalah dengan mengubah kurikulum. Tujuannya adalah agar Indonesia mampu mengejar ketertinggalan yang salah satunya dibuktikan melalui asesmen PISA. Dengan demikian pembelajaran di era merdeka belajar lebih mengutamakan skill yang akan didapatkan murid sehingga mereka bisa bersaing pada dunia kerja dan industri.
Penggunaan model pembelajaran yang tepat merupakan salah satu penentu keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Dengan demikian, guru dapat memilih jenis-jenis model pembelajaran yang sesuai demi tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan. Menurut Komalasari (2010: 58-88) jenis-jenis model pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran, antara lain: Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-based Learning) Model pembelajaran berbasis masalah adalah model pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran siswa pada masalah autentik sehingga siswa dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuh kembangkan keterampilan yang lebih tinggi dan inquiry, memandirikan siswa dan meningkatkan kepercayaan diri sendiri (Arends dalam abbas, 2000: 13). Model ini bercirikan penggunaan masalah kehidupan nyata sebagai sesuatu yang harus dipelajari siswa untuk melatih dan meningkatkan keterampilan berfikir kritis dan pemecahan masalah serta mendapatkan pengetahuan konsep-konsep penting, di mana tugas guru harus memfokuskan diri untuk membantu siswa mencapai keterampilan mengarahkan diri.
Asimilasi dan digitalisasi dalam pendidikan memiliki hubungan yang erat, karena keduanya berkontribusi pada pembentukan lingkungan belajar yang lebih inklusif dan adaptif. Berikut adalah beberapa kaitan antara keduanya:
1. Integrasi Teknologi dalam Kurikulum:
Asimilasi ide dan praktik baru dalam pendidikan sering kali melibatkan penerapan teknologi digital, seperti pembelajaran daring dan alat pembelajaran interaktif. Ini memungkinkan siswa dari berbagai latar belakang untuk belajar secara bersamaan dan mengakses sumber yang sama.
2. Peningkatan Akses:
Digitalisasi membantu mengurangi kesenjangan akses pendidikan. Dengan menyediakan materi pembelajaran secara online, siswa dari daerah terpencil atau dengan keterbatasan fisik dapat tetap terlibat dalam proses belajar, mendorong asimilasi pengetahuan dan keterampilan.
3. Interaksi Sosial:
Asimilasi budaya dan ide dapat diperkuat melalui platform digital yang memungkinkan siswa berinteraksi dengan orang lain dari berbagai latar belakang. Forum diskusi, media sosial, dan proyek kolaboratif online menciptakan ruang bagi pertukaran ide dan pengalaman.
4. Adaptasi terhadap Perubahan:
Digitalisasi mengajarkan siswa untuk beradaptasi dengan cepat terhadap teknologi baru. Kemampuan ini penting dalam proses asimilasi, di mana individu belajar untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan yang berubah.
5. Pembelajaran Berbasis Proyek:
Digitalisasi mendukung pembelajaran berbasis proyek, di mana siswa dapat bekerja sama untuk menyelesaikan tugas atau masalah nyata. Ini mendorong asimilasi pengetahuan melalui kolaborasi dan pembelajaran praktis.
6. Personalisasi Pembelajaran:
Dengan alat digital, pendidikan dapat disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan individu, memungkinkan siswa untuk belajar dengan cara yang paling efektif bagi mereka. Ini mendukung proses asimilasi pengetahuan yang lebih mendalam.
7. Pengembangan Keterampilan Digital:
Asimilasi keterampilan baru, terutama keterampilan digital, menjadi semakin penting di era digital. Pendidikan yang memanfaatkan teknologi membantu siswa mengembangkan kompetensi yang diperlukan di dunia kerja modern.
Hubungan antara asimilasi, digitalisasi, dan pembelajaran dalam era Merdeka Belajar sangat erat dan saling mendukung. Berikut adalah beberapa poin penting yang menjelaskan hubungan ini:
1. Merdeka Belajar dan Kemandirian Siswa:
Konsep Merdeka Belajar menekankan kemandirian dan kebebasan siswa dalam proses pembelajaran. Digitalisasi menyediakan berbagai sumber belajar yang memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi materi sesuai dengan minat dan kecepatan mereka. Asimilasi pengetahuan terjadi ketika siswa aktif mencari dan menerapkan informasi yang relevan.
2. Integrasi Teknologi dalam Kurikulum:
Digitalisasi membawa teknologi ke dalam kelas, memungkinkan metode pembelajaran yang lebih inovatif, seperti pembelajaran berbasis proyek dan kolaborasi online. Asimilasi berbagai metode ini membantu siswa memahami dan mengadaptasi berbagai cara belajar yang berbeda.
3. Pendidikan yang Inklusif:
Dengan digitalisasi, akses terhadap sumber belajar menjadi lebih merata, sehingga siswa dari berbagai latar belakang dapat belajar bersama. Asimilasi budaya dan pengetahuan dari siswa dengan latar belakang berbeda dapat terjadi dalam lingkungan pembelajaran yang inklusif ini.
4. Pengembangan Keterampilan Abad 21:
Era Merdeka Belajar menekankan pentingnya keterampilan kritis, kreatif, dan kolaboratif. Digitalisasi mendukung pengembangan keterampilan ini melalui platform interaktif dan aplikasi pembelajaran. Siswa yang beradaptasi dan mengasimilasi keterampilan digital akan lebih siap menghadapi tantangan di masa depan.
5. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based Learning):
Digitalisasi memungkinkan siswa untuk terlibat dalam pembelajaran berbasis masalah, di mana mereka dapat bekerja dalam kelompok untuk menyelesaikan tantangan nyata. Proses asimilasi pengetahuan terjadi ketika siswa berkolaborasi dan berbagi ide untuk menemukan solusi.
6. Personalisasi Pembelajaran:
Dengan teknologi, pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan individu siswa. Proses asimilasi pengetahuan menjadi lebih efektif ketika siswa dapat belajar dengan cara yang paling sesuai untuk mereka, sesuai dengan prinsip Merdeka Belajar.
7. Keterlibatan Orang Tua dan Komunitas:
Digitalisasi mempermudah komunikasi antara guru, siswa, dan orang tua. Keterlibatan orang tua dalam proses belajar mendukung asimilasi nilai-nilai dan pengetahuan, yang sejalan dengan prinsip Merdeka Belajar yang mengutamakan kolaborasi.
Dengan demikian, asimilasi dan digitalisasi menjadi pilar penting dalam mendukung implementasi Merdeka Belajar, menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih fleksibel, inklusif, dan relevan.
Digitalisasi pendidikan dalam era Merdeka Belajar membawa banyak manfaat, tetapi juga menghadirkan berbagai tantangan bagi guru dan pembelajar. Berikut adalah beberapa tantangan utama yang dihadapi:
Tantangan bagi Guru
1. Peningkatan Keterampilan Teknologi:
Banyak guru mungkin belum memiliki keterampilan teknologi yang cukup untuk memanfaatkan alat digital secara efektif. Pelatihan yang memadai diperlukan agar mereka dapat mengintegrasikan teknologi dalam pengajaran.
2. Pengelolaan Kelas Daring:
Mengelola kelas secara daring bisa sulit, terutama dalam menjaga keterlibatan siswa dan menciptakan interaksi yang efektif. Guru harus menemukan cara untuk mempertahankan perhatian siswa di lingkungan online.
3. Kesenjangan Akses:
Tidak semua siswa memiliki akses yang sama terhadap perangkat dan internet. Guru harus menemukan solusi untuk memastikan semua siswa dapat terlibat dalam pembelajaran, termasuk yang tinggal di daerah terpencil.
4. Penilaian dan Evaluasi:
Menilai kinerja siswa dalam konteks pembelajaran daring dapat menjadi tantangan. Guru perlu mengembangkan metode penilaian yang adil dan efektif untuk pembelajaran online.
5. Stres dan Beban Kerja:
Adaptasi ke metode pengajaran baru bisa meningkatkan stres dan beban kerja guru, terutama jika mereka harus mempersiapkan materi baik untuk pembelajaran tatap muka maupun daring.
Tantangan bagi Pembelajar
1. Kesulitan dalam Kemandirian Belajar:
Tidak semua siswa siap untuk belajar secara mandiri. Beberapa mungkin kesulitan mengatur waktu dan disiplin dalam belajar tanpa pengawasan langsung.
2. Keterbatasan Akses Teknologi:
Siswa yang tidak memiliki akses yang memadai ke perangkat atau internet dapat merasa tertinggal. Ini bisa menyebabkan kesenjangan dalam pencapaian akademis.
3. Keterlibatan yang Rendah:
Dalam pembelajaran daring, beberapa siswa mungkin merasa kurang terlibat dibandingkan dengan pembelajaran tatap muka. Ini dapat mempengaruhi motivasi dan minat mereka.
4. Stres dan Kesehatan Mental:
Pembelajaran yang terus menerus di depan layar dapat menyebabkan kelelahan dan masalah kesehatan mental, seperti kecemasan dan depresi.
5. Keterampilan Digital yang Tidak Merata:
Siswa dengan latar belakang yang berbeda mungkin memiliki keterampilan digital yang berbeda, yang dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk mengikuti pembelajaran dengan baik.
Solusi yang Mungkin dapat diterapkan untuk menjawab tantang bagi pendidik dan pelajar yakni :
1. Pelatihan dan Pengembangan Profesional: Mengadakan pelatihan rutin untuk guru agar mereka lebih siap dalam mengintegrasikan teknologi.
2. Menciptakan Kebijakan Akses: Sekolah dan pemerintah perlu bekerja sama untuk memastikan akses yang lebih baik terhadap teknologi bagi semua siswa.
3. Pendekatan Pembelajaran yang Beragam: Menggunakan berbagai metode pengajaran yang menggabungkan elemen daring dan luring untuk meningkatkan keterlibatan siswa.
Dengan mengenali dan mengatasi tantangan ini, guru dan pembelajar dapat lebih efektif dalam menjalani proses pendidikan di era digital
Harapan ke depan bagi guru dan pembelajar dalam konteks asimilasi peran dunia digital dalam pembelajaran matematika di era Merdeka Belajar sangat optimis. Berikut adalah beberapa harapan tersebut:
Harapan bagi Guru
1. Peningkatan Keterampilan Teknologi:
Diharapkan guru akan terus mengembangkan keterampilan teknologi mereka, sehingga mampu memanfaatkan berbagai alat digital untuk mengajar matematika dengan lebih efektif dan menarik.
2. Pengembangan Metode Pembelajaran Inovatif:
Guru dapat merancang metode pembelajaran yang lebih interaktif dan kreatif, seperti menggunakan simulasi, game edukatif, atau aplikasi matematika yang mendukung pemahaman konsep.
3. Kolaborasi Antar Guru:
Mendorong kolaborasi antara guru dari berbagai disiplin ilmu untuk menciptakan pendekatan pembelajaran yang holistik, mengintegrasikan matematika dengan bidang lain melalui proyek interdisipliner.
4. Peningkatan Keterlibatan Siswa:
Diharapkan guru dapat menciptakan lingkungan yang membuat siswa lebih terlibat dan termotivasi untuk belajar matematika, dengan memanfaatkan teknologi untuk menciptakan pengalaman belajar yang menyenangkan.
5. Penggunaan Data untuk Peningkatan Pembelajaran:
Guru diharapkan mampu memanfaatkan analitik data dari platform pembelajaran untuk mengidentifikasi kebutuhan dan kemajuan siswa, sehingga dapat memberikan perhatian yang lebih personal.
Harapan bagi Pembelajar
1. Kemandirian dalam Belajar:
Siswa diharapkan dapat menjadi lebih mandiri dan proaktif dalam belajar matematika, menggunakan sumber daya digital untuk mengeksplorasi dan memahami konsep-konsep yang sulit.
2. Akses yang Lebih Luas ke Sumber Belajar:
Dengan adanya digitalisasi, siswa diharapkan memiliki akses yang lebih luas ke berbagai sumber belajar, termasuk video, tutorial, dan platform pembelajaran interaktif yang membantu pemahaman mereka.
3. Pengembangan Keterampilan Abad 21:
Siswa diharapkan dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis, pemecahan masalah, dan kolaborasi melalui proyek-proyek matematika yang memanfaatkan teknologi.
4. Penguatan Konsep Melalui Praktik:
Diharapkan siswa dapat memperkuat pemahaman konsep matematika mereka melalui praktik langsung, misalnya melalui simulasi dan aplikasi nyata yang relevan.
5. Peningkatan Minat dan Rasa Percaya Diri:
Dengan pendekatan yang lebih menarik dan interaktif, siswa diharapkan dapat meningkatkan minat dan rasa percaya diri mereka dalam belajar matematika, yang sering dianggap sulit.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, asimilasi peran dunia digital dalam pembelajaran matematika di era Merdeka Belajar diharapkan dapat menciptakan pengalaman belajar yang lebih inklusif, menyenangkan, dan relevan. Dengan dukungan dari semua pihak, guru, siswa, sekolah, dan masyarakat, maka proses pendidikan dapat berjalan lebih baik dan menghasilkan generasi yang siap menghadapi tantangan masa depan.
Daftar Pustaka
https://www.gramedia.com/literasi/asimilasi/
https://repository.penerbitwidina.com/media/publications/563267-pembelajaran-era-merdeka-belajar-paramet-0a710dd5.pdf
===================================
Inovasi yang saya lakukan dalam pembelajaran :
1. Penggunaan Googlesheet untuk Absensi dan Nilai Murid
2. Penggunaan Googlesheet untuk Penerapan Materi Matematika Keuangan (Aritmatika)
3. Penggunaan Geogebra dalam Pembelajaran Materi Geometri
4. Penggunaan MaxHub untuk peningkatan aktifitas dan mood siswa
5. Penggunaan MyLMS untuk pembelajaran dan ujian
6. Penggunaan Google Document dalam pembelajaran
7. Penggunaan Mentimeter untuk pretest dan postest
Beberapa dokumentasi dan eviden dari penerapan media digital dalam pembelajaran yang saya lakukan;
Absensi dan Nilai Math 2024 >> Klik <<
Absensi dan Nilai P5.2 2024 >> Klik <<
Kehadiran dan monitoring siswa selama Praktek Kerja Lapangan atau Praktek Kerja Industri juga saya lakukan dengan menggunakan google sheet. Dengan data tersebut siswa dan orang tua pun menjadi mudah untuk memantau kehadiran putra-putrinya selama melaksanakan PKL / Prakerin yang dilaksanakan di lokasi industri atau perusahaan yang berbeda-beda.
Google Sheets memiliki banyak keunggulan di antaranya:
1. Aksesibilitas: Dapat diakses dari mana saja selama terhubung ke internet, tanpa perlu menginstal perangkat lunak tambahan.
2. Kolaborasi Real-time: Banyak pengguna dapat bekerja pada dokumen yang sama secara bersamaan, dengan perubahan yang terlihat secara instan.
3. Penyimpanan Cloud: Data disimpan di Google Drive, sehingga aman dan tidak perlu khawatir kehilangan file jika perangkat rusak.
4. Integrasi dengan Produk Google: Terintegrasi dengan Google Docs, Google Forms, dan aplikasi lainnya, memudahkan penggunaan data secara keseluruhan.
5. Fungsi dan Formula yang Kuat: Mendukung berbagai rumus dan fungsi untuk analisis data, seperti SUM, AVERAGE, dan VLOOKUP.
6. Kemudahan Berbagi: Pengguna dapat dengan mudah berbagi dokumen dengan orang lain dan mengatur izin akses.
7. Template dan Add-ons: Menyediakan berbagai template dan dukungan untuk add-ons yang dapat meningkatkan fungsionalitas.
8. Fungsi Chart dan Visualisasi: Memudahkan pembuatan grafik dan visualisasi data yang menarik.
9. Versi Riwayat: Memungkinkan pengguna untuk melihat dan mengembalikan ke versi sebelumnya dari dokumen.
10. Dukungan Multiplatform: Dapat digunakan di berbagai perangkat, termasuk komputer, tablet, dan smartphone.
Penggunaan Aplikasi Geogebra dalam Pembelajaran Matematika
Geogebra adalah sebuah aplikasi yang bisa diakses melalui laptop atau handphone yang dapat dijalankan dengan atau tanpa internet. Aplikasi matematika ini sangat sederhana dalam penggunaannya sehingga dapat diterapkan dalam pembelajaran di kelas mulai dari tingkat dasar sampai dengan tingkat menengah. Dengan aplikasi sederhana inilah saya menjalankan pembelajaran matematika pada tingkat SMK khususnya pada materi-materi yang membutuhkan gambar grafik atau gambar sampai dengan materi yang membutuhkan bentuk tiga dimensi. Dengan menggunakan aplikasi geogebra materi matematika lebih mudah untuk dipelajari dan murid-murid juga lebih tertarik dan senang dalam pembelajaran.
Prestasi / Penghargaan
1. Guru Terbaik Kedua dalam Penilaian DITA oleh Yayasan Pendidikan Telkom Tahun 2022
2. Pemateri pada Webinar Gamifikasi yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Jakarta Barat 2020 Eviden
Keren Pak, sangat menginspirasi, menjadikan lebih mudah dan lebih cepat semua administrasi guru
BalasHapus